Selasa, 14 April 2020

Manusia Purba Di Indonesia dan Ciri-cirinya

Wawan Setiawan Tirta
Indonesia merupakan wilayah yang penuh dengan peninggalan masa manusia purba, baik fosil manusia purba maupun alat-alat dan hasil kebudayaannya. Indonesia menempati posisi yang penting dalam hal penemuan fosil manusia purba, sebab fosil-fosil manusia purba di Indonesia berasal dari masa Pleistosen sehingga tampak jelas perkembangan fisik manusia purba tersebut. Manusia purba hidup dengan sangat sederhana. Mungkinkah, mereka nenek moyang bangsa Indonesia? Mereka belum mengenal tulisan, sehingga para arkeolog meneliti kehidupan manusia purba di Indonesia melalui fosil atau alat-alat bantu yang digunakan, seperti kapak perimbas, beliung persegi, dan menhir. Pada kesempatan ini kita akan membahas semua manusia purba yang pernah ditemukan di Indonesia, lengkap dengan ciri-cirinya, selamat membaca.

Manusia Purba Di Indonesia

Manusia-manusia purba yang ditemukan di Indonesia antara lain, Meganthropus Palaeojavanicus, Pithecanthropus Mojokertensis, Pithecanthropus Erectus, Pithecanthropus Soloensis, dan Homo Wajakensis. Penemuan manusia purba tersebut tersebar dibeberapa tempat di Indonesia (lihat peta). Berikut ini penjelasan masing-masing manusia purba tersebut:
 Indonesia merupakan wilayah yang penuh dengan peninggalan  Manusia Purba Di Indonesia dan Ciri-cirinya
Peta Penemuan Manusia Purba Indonesia

Manusia Purba Meganthropus Palaeojavanicus

Manusia purba jenis Meganthropus Palaeojavanicus disebut juga manusia raksasa Jawa Purba. Fosil Meganthropus Palaeojavanicus yang berukuran besar ini, ditemukan oleh G.H.R von Koenigswald pada tahun 1936-1941 di Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. Fosil-fosil tersebut berupa bagian gigi, rahang, dan tengkorak. Selain itu banyak juga fosil binatang purba yang ditemukan G.H.R von Koenigswald. Meganthropus Palaeojavanicus diduga merupakan nenek moyang dari Pithecanthropus Mojokertensis. Ciri-ciri tubuh Meganthropus Palaeojavanicus berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan, adalah sebagai berikut:
  • Raham yang tegap dengan geraham yang besar
  • Tulang pipi tebal
  • Kening yang menjorok ke depan dengan tonjolan belakang kepala yang tajam
  • Kelum memiliki tulang dagu
  • Otot-otot tengkuk kuat 

Manusia Purba Pithecanthropus

Fosil manusia purba dari jenis Pithecanthropus banyak ditemukan di Indonesia. Ada beberapa jenis manusia purba yang termasuk ke dalam jenis Pithecanthropus, di antaranya Pithecanthropus Mojokertensis, Pithecanthropus Erectus, dan Pithecanthropus Soloensis. Jenis Pithecanthropus yang dianggap paling tua adalah Pithecanthropus Mojokertensis atau disebut juga Pithecanthropus Robustus. Di daratan Cina juga terdapat jenis ini yang dinamakan Pithecanthropus Pekinensis. Pithecanthropus Mojokertensis ditemukan oleh Weidenreich dan G.H.R von Koenigswald pada tahun 1936 di daerah Perning, Mojokerto, Jawa Timur.

Pithecanthropus hidup pada Kala Pleistosen Awal, Pleistosen Tengah, dan Pleistosen Akhir. Fosil-fosilnya banyak ditemukan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada kala Pleistosen, daerah tersebut diperkirakan berupa padang rumput dengan pepohonan yang jauh jarak tumbuhnya. Ciri-ciri tubuh Pithecanthropus berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan adalah sebagai berikut:
  • Berbadan tegap, tinggi badan 165-180 cm
  • Alat penguyah yang kuat
  • Tulang kening tebal, menonjol dan melebar sampai ke pelipis
  • Isi tengkorak diperkirakan antara 750-1300 cc
  • Belum memiliki tulang dagu
  • Terdapat tulang yang menonjol di belakang kepala
Adapun Pithecanthropus Erectus ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891 di lembah Bengawan Solo, Desa Trinil, Jawa Tengah. Pithecanthropus Erectus berarti manusia kera yang berjalan tegak lurus dan dipandang sebagai spesies awal manusia yang hidup sekarang. Bentuk tubuh Pithecanthropus Erectus lebih kecil dari Pithecanthropus Mojokertensis dengan tinggi badan sekitar 160-180 cm, volume otaknya diperkirakan 750-900 cc, rahangnya menonjol ke depan, terdapat tonjolan kening di dahi, tidak mempunyai dagu, hidung lebar, dan leher tegap.

Pithecanthropus Soloensis yang berarti manusia kera dari Solo, ditemukan oleh G.H.R. von Koenigswald, Ter Haar, dan Oppenoorth di Desa Ngandong, Jawa Tengah. Ciri-ciri Pithecanthropus Soloensis, yaitu memiliki tengkorak lonjong, tebal, padat, dan memiliki rongga mata yang sangat panjang. Sebagian ahli menganggap Pithecanthropus Soloensis sebagai bagian dari Homo Sapiens.

Manusia Purba Homo

Fosil-fosil dari jenis Homo yang ditemukan di Indonesia, adalah jenis manusia prasejarah yang paling muda. Para ahli ilmu arkeologi sering menyebut fosil jenis Homo, dengan sebutan Homo Erectus (berarti manusia yang berjalan tegak) atau Homo Sapiens (berarti manusia cerdas). Homo Erectus dan Homo Sapiens diduga hidup antara 25.000 - 40.000 tahun yang lalu. Ciri-ciri tubuh Homo Erectus dan Homo Sapiens berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan, adalah sebagai berikut:
  • Memiliki volume otak yang lebih besar daripada Meganthropus dan Pithecanthropus, yaitu sekitar 1350 - 1450 cc.
  • Tinggi badannya bervariasi antara 130 - 210 cm.
  • Berat badannya antara 30 - 150 kg.
Dari jenis ini, yang paling terkenal di Indonesia adalah Homo Wajakensis, yang ditemukan di Desa Wajak, Tulungagung, Jawa Timur. Homo Wajakensis yang ditemukan oleh van Reictschotten pada tahun 1889 ini, merupakan jenis Homo Sapiens pertama di Asia. Homo Neanderthal termasuk ke dalam jenis ini walaupun tidak seprogresif Homo Wajakensis. Homo Wajakensis memiliki ciri-ciri, berikut:
  • Memiliki volume otak sekitar 1630 cc
  • Memiliki tulang tengkorak, rahang atas, dan rahang bawah, serta tulang paha dan tulang kering.
  • Mukanya datar dan lebar.
  • Rahangnya tergolong padat dan memiliki gigi yang besar.
  • Tinggi tubuhnya sekitar 173 cm.
Sekian uraian tentang Manusia Purba Di Indonesia dan Ciri-cirinya, semoga bermanfaat.