Sabtu, 11 April 2020

Prinsip-prinsip Seni Rupa / Desain

Wawan Setiawan Tirta
Prinsip-prinsip desain yaitu keseimbangan, keserasian, kesederhanaan dan kejelasan.

1) Keseimbangan

Karya seni/desain harus memiliki keseimbangan agar enak dilihat, tidak berat sebelah. Sebuah karya dikatakan seimbang manakala semua bagian pada karya bebannya sama, sehingga ada gilirannya akan membawa rasa tenang dan enak dilihat. Ada beberapa jenis keseimbangan, yaitu keseimbangan simetris, memancar, sederajat dan tersembunyi.

a) Keseimbangan simetris

Keseimbangan simetris yaitu keseimbangan antara ruang sebelah kiri dan ruang sebelah kanan sama persis, baik dalam bentuk bentuknya, besaran ukurannya, arahnya, warna maupun teksturnya. Jenis keseimbangan ini sanat mudah membuatnya, yaitu dengan cara menyamakan sepenuhnya ruang sebelah kiri dengan ruang sebelah kanan. Komposisi yang sama persis ini menghasilkan kesan kaku dan statis, tidak ada gerak, sesuai untuk membuat desain yang bersifat resmi.

b) Keseimbangan memancar

Keseimbangan memancar sesungguhnya sama dengan keseimbangan simetris, tetapi kesamaan polanya bukan hanyadiantara ruang sebelah kanan dan kiri saja, melainkan juga antara ruang sebelah atas dan bawah.

c) Keseimbangan sederajat

Keseimbangan sederajat yaitu keseimbangan komposisi antara ruang sebelah kiri dan sebelah kanan tanpa memperdulikan bentuk yang ada dimasing-masing ruang.

d) Keseimbangan tersembunyi

Keseimbangan tersembunyi sering juga disebut keseimbangan asimetris yaitu keseimbangan antara ruang sebelah kiri dengan kanan meskipun keduanya tidak memiliki besaran sama maupun bentuk bentuk yang sama.

2) Keserasian/proporsi

Proporsi merupakan salah satu prinsip dasar seni rupa untuk memperoleh keserasian. Karya seni/desain harus serasi agar enak dinikmati. Karya yang tidak serasi tentu tidak sedap dipandang. Proporsi pada dasarnya menyangkut perbandingan ukuran yang sifatnya matematis. Yang menjadi masalah adalah bahwa karya seni/desain berangkat dari rasa, sehingga sangat sulit menetapkan ukuran perbandingan yang bersifat matematis ke dalamnya.

Dalam mempelajari proporsi terdapat tiga hal yang perlu dipahami, yaitu proporsi ideal, proporsi pemecahan masalah, proporsi penyangatan.

a) Proporsi ideal

Proporsi yang ideal adalah suatu ukuran perbandingan dari penciptaan karya seni yang dibuat atas dasar kaidah-kaidah perbandingan yang dianggap paling ideal sehingga diperoleh karya seni yang menarik.

Terdapat empat masalah proporsi ideal yaitu proporsi bentuk bentuk dan proporsi ruang, proporsi antara bentuk bentuk dan ruang, proporsi antara bentuk bentuk dalam ruang, proporsi warna.

o Proporsi bentuk bentuk dan proporsi ruang

Bentuk bentuk dapat berupa dua dimensi dan tiga dimensi. Demikian pula dengan ruang, dapat berupa dua dimensi dan tiga dimensi. Dua dimensi memiliki dimensi panjang dan lebar, sementara tiga dimensi memiliki dimensi panjang, lebar dan tinggi/tebal. Proporsi bentuk bentuk maupun proporsi ruang adalah menyangkut ukuran, dimana proporsi yang dianggap ideal pada umumnya dinyatakan dengan ukuran yang bersifat matematis.

Beberapa proporsi bentuk bentuk dan proporsi ruang yang bersifat matematis tersebut diantaranya :

The golden oblong, merupakan suatu ukuran perbandingan bentuk bentuk dan keluasan ruang yang telah dicipta sejak jaman Yunani, yaitu perbandingan ukuran keluasan 2 : 3 untuk dua dimensi dan perbandingan ukuran keluasan 5 : 7 : 11 untuk tiga dimensi.

The golden mean, merupakan prinsip perbandingan keluasan 1 : 1,618. Perbandingan ini diperoleh dari deret ukur 1, 1,618, 2, 2,618…. dan seterusnya, yang secara relative sama dengan deret ukur 8, 13, 21, 34,
55, 89 … dan seterusnya, yang secara relative pula sama dengan deret ukur 13/8, 21/13, 34/21, 55/34, 89/55 … dan seterusnya.

The golden mean rectangle, merupakan proporsi persegi panjang atas dasar prinsip the golden mean dengan perbandingan panjang 1,618 dan lebar 1.

Proporsi jenis ini sering disebut proporsi agung.

o Proporsi antara bentuk bentuk dan ruang

Proporsi ukuran antara bentuk bentuk dan ruang tempat dimana bentuk bentuk itu berada, tidak ada ukuran yang pasti. Semuanya hanya berdasarkan rasa. Proporsi tersebut antara lain sebagai berikut :

·         Ukuran obyek yang sangat kecil dibandingkan dengan keluasan ruang tempat obyek itu berada, akan terasa
·         obyek termakan/tertelan ruang dan ruang terasa kosong. Namun sering juga obyek yang kecil diantara ruang yang kosong menjadi menarik perhatian.
·         Proporsi antara ruang dan bentuk yang ada didalamnya yang ideal kurang lebih 75% ruang terisi.
·         Ukuran obyek yang teramat besar atau obyek memenuhi semua ruang, obyek terasa mendominasi, tetapi trasa sesak, trasa tidak dapat bergerak, terasa muatan terlalu berat.
·         Ukuran obyek yang sangat besar dan keluar dari bingkai, obyek akan kehilangan bentuk dan tidak mendominasi lagi. Bentuk yang terpotong bingkai ini secara psikologis member kesan suatu ukuran yang
·         besarnya tak terhingga. Metode ini sangat penting untuk tujuan komunikasi persuasi pada desain grafis.
·         Susunan beberapa obyek dengan ukuran besar dan jumlah sedikit pada suatu ruang akan terasa berat, kuat, sedikit sesak
·         Susunan beberapa obyek dengan ukuran kecil dan jumlah banyak pada suatu ruang akan terasa ringan, sedikit longgar
·         Susunan bentuk dengan jumlah ganjil pada suatu ruang terasa lebih menarik dibandingkan dengan susunan berjumlah genap.

o Proporsi antara bentuk bentuk dalam ruang

Prinsip proporsi pada dasarnya adalah hukum hubungan. Dari hubungan antara bentuk bentuk dan ruang akan melahirkan efek tertentu.

Susunan bentuk dengan hubungan ukuran secara repetisi membawa efek pandangan mata terhenti dan
terasa menjemukan.

Susunan bentuk dengan hubungan ukuran secara transisi membawa efek pandangan berhenti sejenak kemudian berkeliling ke seluruh obyek secara halus.

Susunan bentuk dengan hubungan ukuran secara oposisi membawa efek pandangan terkejut, terbelalak,
pandangan cepat tertangkap namun cepat juga beralih ke obyek lain.

o Proporsi warna

Untuk memperoleh komposisi warna yang sebanding keluasannya, maka berdasarkan hasil percobaan Newton diperoleh perbandingan keluasan sebagai berikut :

·         Keluasan warna kuning 3 bagian
·         Keluasan warna merah 5 bagian
·         Keluasan warna biru 8 bagian

Komposisi warna yang menggunakan perbandingan keluasan warna dengan perbandingan tersebut akan menghasilkan komposisi yang sebanding, artinya masing-masing memiliki kekuatan yang sama, tidak ada yang menonjol. Jika salah satu warna dibesarkan ukurannya, maka akan menjadi tidak seimbang dan warna yang perbandingan keluasannya diperbesar akan menjadi menonjol dan dominan.

b) Proporsi pemecahan masalah

Dalam mencipta karya seni/desain, sering dijumpai bentuk-bentuk yang tidak proporsional sehingga karya seni menjadi tidak serasi. Oleh karena itu harus dicarikan pemecahan untuk memperbaiki bentuk-bentuk tidak proporsional tersebut agar serasi. Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mengubah kesan melalui kekuatan karakter garis dan warna.

Adapun kekuatan karakter garis dan warna tersebut antara lain :

·         Garis-garis horizontal terasa menambah ukuran panjang mendatar dan terasa mengurangi ukuran tinggi sebenarnya
·         Garis-garis vertical terasa menambah ukuran tinggi sebenarnya dan terasa mengurangi ukuran panjang mendatar
·         Warna-warna dengan value terang terasa memperluas ukuran dan terasa menambah besar ukuran
·         Warna-warna dengan value gelap terasa mempersempit ukuran dan terasa memperkecil bentuk ukuran

Pengetahuan tentang karakter garis dan value warna tersebut dapat digunakan untuk memecahkan masalah bentuk bentuk yang tidak proporsional menjadi serasi. Misalnya, rumah yang langit-langitnya tinggi sebaiknya dihiasi dengan garis-garis horizontal dan rumah yang langit-langitnya rendah sebaiknya dihiasi dengan garis-garis vertical.

c) Proporsi penyangatan

Proporsi penyangatan artinya proporsi yang dilebih-lebihkan atau disangatkan untuk tujuan tertentu. Dalan desain banyak dilakukan upaya melebih-lebihkan untuk menciptakan daya tarik/dominasi.

Misalnya bentuk iklan dengan ukuran dua kolom dan panjang setinggi halaman Koran.

3) Kesederhanaan

Kesederhanaan artinya tidak lebih dan tidak kurang, jika ditambah terasa menjadi ruwet dan jika dikurangi terasa ada yang hilang. Sederhana bukan berarti harus sedikit, tetapi yag tepat adalah pas. Misalnya untuk menggambarkan sebuah pasar, jika digambarkan hanya dengan obyek satu orang tidak dapat disebut sederhana, karena suasana pasar tidak tergambarkan. Maka sederhananya pasar barangkali memerlukan lima sampai sepuluh orang, mana yang lebih pas.

4) Kejelasan

Jelas artinya mudah dipahami, mudah dimengerti, tidak memiliki lebih dari satu arti. Prinsip kejelasan sesungguhnya lebih tepat untuk tujuan tata desain, karena desain adalah seni terapan yang ditujukan untuk kepentingan orang lain, dimana desain harus dapat dimengerti orang lain.

Untuk desain komunikasi visual, misalnya, suatu desain harus dapat dibaca dengan jelas, harus dapat dimengerti maksud dan isi desain.

Kesimpulan :

Sebuah karya dikatakan seimbang manakala semua bagian pada karya bebannya sama, sehingga pada gilirannya akan membawa rasa tenang dan enak dilihat. Ada beberapa jenis keseimbangan, yaitu keseimbangan simetris, memancar, sederajat dan tersembunyi.

Proporsi merupakan salah satu prinsip dasar seni rupa untuk memperoleh keserasian. Dalam mempelajari proporsi terdapat tiga hal yang perlu dipahami, yaitu proporsi ideal, proporsi pemecahan masalah, proporsi penyangatan.

Kesederhanaan artinya tidak lebih dan tidak kurang, jika ditambah terasa menjadi ruwet dan jika dikurangi terasa ada yang hilang Jelas artinya mudah dipahami, mudah dimengerti, tidak memiliki lebih dari satu arti.