Rabu, 29 April 2020

Kerjasama Negara-Negara ASEAN

Wawan Setiawan Tirta
Faktor pendorong kerjasama negara-negara Asia Tenggara ialah kesamaan nasib dan sejarah, kedekatan geografis serta strategisnya letak kawasan. Berikut ini penjelasannya;
Pertama, Faktor Kesamaan Nasib dan Sejarah
Semua negara-negara di kawasan Asia Tenggara sama-sama mengalami penjajahan oleh bangsa lain (kecuali Thailand). Selain itu bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara sudah lama menjalin hubungan baik. Ingat, dulu pernah berkembang dua kerajaan besar yang menyatukan bangsa-bangsa di kawasan ini yakni kerajaan pulau Sriwijaya (abad ke-5) yang berpusat di Palembang dan kerajaan Majapahit (± abad ke-7) yang berpusat di pulau Jawa. Bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara dewasa ini mayoritas juga sebagai negara berkembang.
Kedua, Faktor Kedekatan Geografis
Wilayah negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara saling berdekatan satu sama lain. Sehingga demi terjaganya stabilitas pada masing-masing negara di kawasan ini dibutuhkan jalinan kerja sama yang baik dan terus-menerus.
Ketiga, Faktor Strategis Letak Kawasan
Sejak dulu, kawasan Asia Tenggara menjadi jalur lalu-lintas internasional yang ramai. Barangkali hal tersebut wajar, sebab letak kawasan ini memang strategis. Namun demikian letak yang stategis ternyata mempunyai sisi positif dan negatif, sisi positifnya mempercepat perkembangan di segala bidang kehidupan. Sementara itu, sisi negatif terjadinya berbagai jenis perselisihan atau sengketa regional akibat perbedaan-perbedaan kepentingan masing-masing negara.

Organisasi-organisasi sebelum ASEAN
1. NATO
Pada masa lalu, negara-negara di dunia terbagi menjadi dua blok yaitu Barat dan Timur. Blok Barat membentuk organisasi North Atlantic Treaty Organization (NATO). Adapun Blok Timur mendirikan organisasi Pakta Warsawa.
2.SEATO
Beberapa negara yang tergabung dalam blok Barat dan di Asia mendirikan sebuah organisasi South-East Asia Treaty Organization (SEATO). Adapun negara-negara anggotanya yaitu Australia., Inggris, Prancis, Selandia Baru, Pakistan, Filipina, Thailand, dan Amerika Serikat. Organisasi ini didirikan pada tanggal 8 September 1954. Organisasi ini didirikan untuk menjalin kerjasama dalam segala bidang pertahanan dan keamanan.
3. ASA
Pada tahun 1961 organisasi Association South-east Asia (ASA). ASA didirikan oleh tiga negara yaitu Thailand, Filipina, dan Malaya (sekarang Malaysia). Tujuannya menjalin kerjasama dalam bidang sosial dan kebudayaan. Organisasi ini juga berusaha mengajak Indonesia untuk bergabung, namun Presiden Soekarno menolak tawaran tersebut. ASA ternyata tidak dapat berjalan lancar. Hal tersebut dikarenakan adanya perseteruan antara Malaysia dan Filipina. Filipina mengklaim bahwa Sabah ( negara bagian Malaysia) adalah termasuk wilayahnya.
4. MAPHILINDO
Selanjutnya, pada tahun 1963 organisasi Maphilindo didirikan oleh Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Organisasi ini pun tidak berjalan lancar karena terjadi perseteruan antara Indonesia dengan Malaysia karena Indonesia menganggap Malaysia sebagai negara boneka bentukan Inggris. Menghadapi hal tersebut, akhirnya muncul kembali ide untuk menghidupkan kembali ASA. Namun, Indonesia tetap menolak untuk bergabung dididalamnya.

ASEAN pada mulanya dibentuk sebagai pengganti organisasi Persatuan Asia Tenggara (Association of South-east Asia atau ASA). ASA merupakan cikal bakal pembentukan ASEAN sekarang. Akibat dari pembentukan Malaysia pada 16 September 1963, terjadi pertikaian antara Indonesia dan Filipina yang menganggap pembentukan Malaysia sebagai satu bentuk penjajahan baru. Ini karena mereka menganggap Sabah dan Sarawak merupakan bagian dari wilayah Filipina dan Indonesia. Akibat pertikaian tersebut di Indonesia muncul slogan Ganyang Malaysia yang membawa kepada permusuhan pada tahun 1965-1966 antara Indonesia dan Malaysia. Setelah selesai permusuhan tersebut, semua negara-negara Asia Tenggara bersepakat untuk mewujudkan kesepahaman dengan mendirikan organisasi yang melindungi kepentingan bersama. Maka, pada 8 Agustus 1967, lima Menteri Luar Negeri negara Asia Tenggara mengadakan pertemuan di Bangkok Thailand. Kelima menteri luar negeri itu adalah:
  1. Adam Malik (Indonesia)
  2. Narciso R. Ramos (Filipina)
  3. Tun Abdul Razak (Malaysia)
  4. S. Rajaratnam (Singapura)
  5. Thanat Khoman (Thailand)

Pada akhir pertemuan tersebut lahirlah Deklarasi Bangkok yang menandai berdirinya Associatiom of South East Asian Nations (ASEAN).
Isi Deklarasi Bangkok adalah:
  1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara
  2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional
  3. Meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
  4. Memelihara kerja sama yang erat ditengah-tengah organisasi regional dan internasional yang ada
  5. Meningkatkan kerjasama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara

Untuk mencapai tujuan tersebut setiap negara anggota ASEAN harus memegang teguh prinsip-prinsip;
  1. Hormat terhadap kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional dan identitas nasional setiap negara
  2. Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas dari campur tangan luar, subversif atau konversi dari luar
  3. Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai
  4. Menolak penggunaan militer
  5. Kerjasama efektif antara anggota

Untuk mewujudkan tujuan ASEAN yang sesuai dengan Deklarasi Bangkok, disusunlah program dalam organisasi, diantaranya;
  1. Pertemuan para kepala pemerintahan yang biasa disebut Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
  2. Mengadakan agenda sidang tahunan untuk para menteri luar negeri
  3. Melaksanaan sidang menteri ekonomi yang dilaksanakan 2 kali setahun
  4. Sidang para menteri non ekonomi

Beikut ini adalah negara-negara anggota ASEAN
  1. Filipina (negara pendiri)
  2. Indonesia (negara pendiri)
  3. Malaysia (negara pendiri)
  4. Singapura (negara pendiri)
  5. Thailand (negara pendiri)
  6. Brunai Darrusalam (6 Januari 1984)
  7. Vietnam (28 Juli 1995)
  8. Laos (23 Juli 1997)
  9. Myanmar (23 Juli 1997)
  10. Kamboja (30 April 1999)
  11. Timor Leste (8 Mei 2011)

Lambang ASEAN

  1. Seikat padi berjumlah sesuai dengan banyaknya anggota mengambarkan solidaritas, kesepakatan, serta ikatan bentuk kerjasama antar anggota ASEAN.
  2. Warna dasar kuning menggambarkan kemakmuran
  3. Batang padi berwarna colelat menggambarkan kestabilan dan kekuatan
  4. Tulisan dan lingkaran berwarna biru sebagai lambang persahabatan antar bangsa.

Struktur Organisasi ASEAN
Untuk mencapai maksud dan tujuan ASEAN, maka disusunlah struktur organisasi ASEAN. Menurut deklarasi Bangkok, stuktur organisasi ASEAN adalah sebagai berikut;
  1. ASEAN Ministerial Meeting (sidang tahunan para menteri)
  2. Standing Committe
  3. Komite-komite tetap dan khusus
  4. Sekretariat nasional ASEAN pada setiap ibu kota negara-negara anggota ASEAN


Pada KTT di Bali tahun 1976, susunan organisasi ASEAN mengalami perubahan sebagai berikut;
  1. Summit Meeting (pertemuan para kepala pemerintahan). Pertamuan ini merupakan kekuasaan tertinggi dalam ASEAN
  2. Annual Ministerial Meeting (sidang tahunan para menteri luar negeri). Sidang ini memeriksa dampak politis dari keputusan-keputusan ASEAN
  3. Sidang para menteri ekonomi. Sidang ini diselenggarakan setiap dua kali dalam setahun. Dalam sidang ini dibahas rumusan kebijaksanaan dan koordinasi yang khusus menyangkut masalah kerjasama bidang ekonomi, juga menilai hasil-hasil yang telah diperoleh komite-komite yang ada dibawahnya.
  4. Sidang para menteri lainnya (non-ekonomi). Sidang ini merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang menyangkut bidang masing-masing seperti pendidikan, kesehatan, sosial budaya dan lain-lain.
  5. Standing committe. Badan ini tugasnya membuat keputusan dan menjalankan tugas penghimpunan di antara dua buah sidang tahunan para menteri luar negeri. Dalam  perkembangannya komite ini diperluas dengan Direktur Jenderal ASEAN dari negara-negara anggota, yang sebelumnya disebut Sekertariat Umum Sekertariat Nasional ASEAN.
  6. Komite-komite ASEAN. Komite permanen ASEAN ada dua bidang, yaitu bidang ekonomi dan non-ekonomi. Tugasnya bertanggung jawab langsung kepada panitia tetap.


Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN
KTT ASEAN adalah konferensi puncak antara pemimpin-pemimpin negara anggota ASEAN yang diselenggarakan setiap tahunnya sejak KTT ke-7 tahun 2001. Sejak dibentuknya ASEAN telah berlangsung 12 kali KTT resmi dan 4 KTT tidak resmi:
  1. KTT ke-1 di Bali-Indonesia, tanggal 23-24 Febuari 1976
  2. KTT ke-2 di Kuala Lumpur-Malaysia, tanggal 4-5 Agustus 1977
  3. KTT ke-3 di Manila-Filipina, tanggal 14-15 Desember 1987
  4. KTT ke-4 di Singapura, tanggal 27-29 Januari 1992
  5. KTT ke-5 di Bangkok-Thailand, tanggal 14-15 Desember 1995
  6. KTT tidak Resmi ke-1 di Jakarta-Indonesia, tanggal 30 November 1996
  7. KTT tidak Resmi ke-2 di Kuala Lumpur-Malaysia, tanggal 14-16 Desember 1997
  8. KTT ke-6 di Hanoi-Vietnam, tanggal 15-16 Desember 1998
  9. KTT tidak Resmi ke-3 di Manila-Filipina, tanggal 27-28 November 1999
  10. KTT tidak Resmi ke-4 di Singapura, tanggal 22-25 November 2000
  11. KTT ke-7 di Bandar Seri Begawan-Brunei Darussalam, tanggal 5-6 November 2001
  12. KTT ke-8 di Phnom Penh-Kamboja, tanggal 4-5 November 2002
  13. KTT ke-9 di Bali-Indonesia, tanggal 7-8 Oktober 2003
  14. KTT ke-10 di Vientiane-Laos, tanggal 29-30 November 2004
  15. KTT ke-11 di Kuala Lumpur-Malaysia, tanggal 12-14 Desember 2005
  16. KTT ke-12 di Cebu-Filipina, Desember 2006

Sekertariat ASEAN
Guna menunjang kelancaran organisasi, maka pada tanggal 7 juni 1976 di bentuk Sekerariat ASEAN. Tugas dan fungsi sekertariat antara lain;
  1. Melaksanakan tugas sehari-hari
  2. Bertanggung jawab kepada sidang para menteri luar negeri
  3. Menyelaraskan, memperlancar serta memonitor kemajuan pelaksanaan ASEAN
  4. Membentuk pelaksanaan semua proyek dan kegiatan ASEAN
  5. Berfungsi sebagai jalur komunikasi antar ASEAN dengan semua organisasi regional maupun internasional.


Dalam rangka menyongsong era globalisasi khususnya di bidang informasi, sekretariat ASEAN menyediakan jaringan informasi ASEAN atau ASEAN WEB yang dapat di akses melalui internet. ASEAN WEB menyediakan informasi mengenai berbagai hal yang menyangkut ASEAN dan memperkenalkan ASEAN kepada masyarakat di manapun di luar ASEAN.

Sekretariat ASEAN dipimpin oleh Sekrertaris Jenderal dengan masa jabatan dua tahun. Sekrertaris Jenderal dipilih oleh menteri luar negeri negara-negara anggota ASEAN. Sekretariat ASEAN berkedudukan di Indonesia, tepatnya di jalan Sisingamangaraja, Jakarta. Sekretaris Jenderal mempunyai tugas menyiapkan segala administrasi serta mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh organisasi ASEAN. Sedangkan kewajibannya adalah mengadakan koordinasi dengan badan-badan ASEAN. Tokoh-tokoh yang pernah menduduki jabatan Sekretaris Jenderal ASEAN adalah;
  1. Hartono Rekso Dharsono dari Indonesia (7 Juni 1976 - 18 Febuari 1978)
  2. Umarjadi Notowijono dari Indonesia (19 Febuari1978 - 30 Juni 1978)
  3. Datuk Ali bin Abdullah dari Malaysia (10 Juli 1978 – 30 Juni 1980)
  4. Narcisco G. Reyes dari Filipina (1 Juli 1980 – 1 Juli 1982)
  5. Chan Kai Yau dari Singapura (18 Juli 1982 – 15 Juli 1984)
  6. Phan Wannamethee dari Thailand (16 Juli 1984 – 15 Juli 1986)
  7. Roderick Yong dari Brunei Darussalam (16 Juli 1986 -16 Juli 1989)
  8. Rusti Noor dari Indonesia (17 Juli 1989 – 1 Januari 1993)
  9. Ajit Singh dari Malaysia (1 Januari 1993 – 31 Desember 1997)
  10. Rodolfo C. Severini Jr. Dari Filipina (1 Januari 1998 – 31 Desember 2002)
  11. Ong Keng Yong dari Singapura (1 Januari 2003 – 31 Desember 2007)
  12. Surin Pitsuwan dari Thailand (1 Januari 2008 – 31 Desember 2012)
  13. Le Luong Minh dari Vietnam (1 januari 2013 – 31 Desember 2017)

Kerjasama ASEAN
1. Politik
Dibidang politik, ASEAN sepakat untuk menyelesaikan segala permasalahan melalui meja perundingan ASEAN sepakat untuk menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai kawasan bebas senjata nuklir.
2. Ekonomi
Di bidang ekonomi, ASEAN berupaya menciptakan kerjasama perdagangan yang saling menguntungkan. Bentuk kerjasama ekonomi dapat direalisasikan, antara lain sebagai berikut:
  1. Membuka pusat promosi ASEAN untuk perdagangan, investasi, dan pariwisata di Tokyo
  2. Menyediakan cadangan pangan (terutama beras);
  3. Membangun proyek-proyek industri ASEAN, seperti proyek pabrik pupuk urea amonia di Indonesia dan Malaysia, proyek industri lembaga di Singapura, proyek pabrik mesin diesel di Singapura, dan proyek pabrik superfosfordi Thailand
  4. Menciptakan preference trading arrangement (PTA) yang bertugas menentukan tarif rendah untuk beberapa jenis barang komoditas ASEAN.

3. Sosial
Di bidang sosial, ASEAN melakukan kerja sama, antara lain sebagai berikut;
  1. Pencegahan narkoba dan penanggulangannya
  2. Penanggulangan bencana alam
  3. Perlindungan terhadap anak cacat
  4. Pemerataan kesejahteraan sosial masyarakat.

4. Budaya
Di bidang budaya, ASEAN melakukan kerja sama, seperti berikut;
  1. Tukar menukar pelajaran dan mahasiswa
  2. Pemberantasan buta huruf
  3. Program tukar menukar acara televisi ASEAN
  4. Temu karya pemuda ASEAN
  5. Festival lagu ASEAN

5. Latihan Militer Bersama
Negara-negara anggota ASEAN tetap menghindari pembentukan pakta atau persekutuan militer. Namun untuk meningkatkan keamanan wilayah mereka sering menggelar latihan militer bersama. Misalnya, latihan militer dengan sandi Elang Malindo merupakan latihan militer Angkatan Udara Indonesia dan Malaysia.

Demikian artikel tentang kerjasama negara-negara ASEAN semoga bermanfaat serta dapat menambah pengetahuan anda sebagai sebagai warga negara Indonesia, terimakasih sudah berkunjung di Blog , dan kurang lebihnya mohon maaf. [Rg]